BUDIDAYA
TANAMAN CARICA/PEPAYA GUNUNG DI DATARAN TINGGI DIENG WONOSOBO
Komoditas buah-buahan
merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki kontribusi besar
dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Buah-buahan adalah salah satu jenis
hortikultura yang mempunyai daya tarik tersendiri. Buah mempunyai rasa yang
segar dan khas, yaitu perpaduan dari berbagai macam rasa dengan komposisi yang
tepat, sehinggga banyak digunakan sebagai pemicu selera makan dan sebagai jus.
Selain itu, buah juga memiliki aroma dan warna spesifik, yang menjadi ciri khas
bagi setiap jenis. Sebagai bahan pangan, buah mempunyai keunggulan tersendiri
dibandingkan dengan bahan pangan lainnya. Buah mempunyai kadar air, vitamin,
mineral dan serat yang tinggi, tetapi mengandung,energi,lemak,dan karbohidrat
yang rendah.
Salah satu komoditi buah yang cukup unik adalah buah Carica atau
disebut juga dengan pepaya gunung dimana jenis pepaya ini hanya mampu tumbuh di
dataran tinggi.Di Indonesia, Carica hanya tumbuh didataran tinggi dieng yang
memiliki ketinggian cukup dan kelembaban yang tinggi.Jadi bisa dibilang carica
merupakan buah endemic khas kabupaten Wonosobo khususnya Dieng.
Berikut adalah cara
memperoleh biji dari buah :
1. Buah yang masak pohon dipotong 1/3 bagian buah bagian pangkal dan biji yang digunakan untuk benih adalah biji dari 2/3 buah di bagian ujung;
2. Benih kemudian direndam dalam air selama sehari semalam;
3. Benih yang tenggelam, selanjutnya diperam dalam kertas Koran atau kain basah selama kurang lebih seminggu dan tempatkan pada tempat yang teduh. Selama pemeraman di jaga kelembabannya;
4. Benih kemudian disemai dalam polibag dengan media tanam berupa tanah halus dan kompos dengan perbandingan 2:1 yang diletakkan dalam sungkup plastik. Selama dalam persemaian perlu dijaga kelembabannya dengan cara penyiraman secara rutin.
1. Buah yang masak pohon dipotong 1/3 bagian buah bagian pangkal dan biji yang digunakan untuk benih adalah biji dari 2/3 buah di bagian ujung;
2. Benih kemudian direndam dalam air selama sehari semalam;
3. Benih yang tenggelam, selanjutnya diperam dalam kertas Koran atau kain basah selama kurang lebih seminggu dan tempatkan pada tempat yang teduh. Selama pemeraman di jaga kelembabannya;
4. Benih kemudian disemai dalam polibag dengan media tanam berupa tanah halus dan kompos dengan perbandingan 2:1 yang diletakkan dalam sungkup plastik. Selama dalam persemaian perlu dijaga kelembabannya dengan cara penyiraman secara rutin.
Pemanfaatan buah carica
menjadi syrup buah carica sudah dimulai sejak tahun 1980-an. Bahkan di Wonosobo
juga pernah berdiri PT. Dieng Jaya, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
industri pengalengan buah-buahan agro (hortikultura) dan jamur merang. Dengan
produksi sekitar 1,5 juta ton jamur segar per tahun, PT. Dieng Jaya waktu itu
merupakan produsen jamur terbesar di dunia. Bandingkan dengan total produksi
jamur segar dari Amerika Serikat, Eropa dan Asia yang hanya sekitar 1,3 juta
ton per tahun.
Akan tetapi karena terus menerus mengalami defisit sejak tahun 1995, akhirnya PT. Dieng Jaya berhenti beroperasi pada tahun 2003. Setelah PT. Dieng Jaya tidak beroperasi lagi, para agen dan toko-toko yang menjual produk buah carica dalam sirup menjadi kesulitan mencari bahan pasokan. Permintaan pasar yang cukup besar ini kemudian ditanggapi oleh para produsen industri kecil di Wonosobo dan sekitarnya. Saat ini diketahui ada sekitar 20 produsen buah carica dalam sirup di Wonosobo. Sedangkan jumlah petani sulit diketahui secara pasti karena setiap petani di Pegunungan Dieng pasti memiliki pohon carica. Ini disebabkan karena pohon carica sangat mudah ditanam, berselang-seling dengan tanaman-tanaman lain seperti kentang, dan lain sebagainya.
Akan tetapi karena terus menerus mengalami defisit sejak tahun 1995, akhirnya PT. Dieng Jaya berhenti beroperasi pada tahun 2003. Setelah PT. Dieng Jaya tidak beroperasi lagi, para agen dan toko-toko yang menjual produk buah carica dalam sirup menjadi kesulitan mencari bahan pasokan. Permintaan pasar yang cukup besar ini kemudian ditanggapi oleh para produsen industri kecil di Wonosobo dan sekitarnya. Saat ini diketahui ada sekitar 20 produsen buah carica dalam sirup di Wonosobo. Sedangkan jumlah petani sulit diketahui secara pasti karena setiap petani di Pegunungan Dieng pasti memiliki pohon carica. Ini disebabkan karena pohon carica sangat mudah ditanam, berselang-seling dengan tanaman-tanaman lain seperti kentang, dan lain sebagainya.
Sumber: Zaky Adnany, SP – Penyuluh
Pertanian di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Wonosobo.
Data
Susenas. 2007. Konsumsi Per Kapita Hortikultura.
Direktorat Gizi. Depkes RI. 1979.
Komposisi Buah dan Daun Pepaya. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar