1.
Rancangan
Pekerjaan
Dalam suatu organisasi terdapat banyak
aktivitas yang harus diselesaikan dengan baik untuk mencapai tujuannya.
Berbagai aktivitas memiliki beragam karakteristik yang membedakan satu jenis
pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. Perbedaan – perbedaan karakteristik ini
menuntut agar suatu pekerjaan perlu pengenalan atau identifikasi dengan baik
agar dapat dikerjaan sesuai dengan hasil yang diinginkan. Agar dapat memberikan
hasil yang efektif dan efisien, suatu pekerjaan perlu dilakukan perancangan.
Tanpa melakukan perancangan pekerjaan agar menimbulkan kemungkinan –
kemungkinan kesalahan dalam pengerjaan sehingga memberikan hasil yang tidak
sesuai dengan keinginan. Akibat lain yang ditimbulkan terdapat pengeluaran
biaya besar disebabkan pemborsan penggunaan bahan dan terlambatnya kegiatan
proses produksi.
Rancangan pekerjaan (job design) adalah suatu proses yang diciptakan untuk dapat
mengenal karakteristik suatu pekerjaan. Setiap jenis pekerjaan memiliki
karakter yang berbeda. Berbeda karakteristik pekerjaan akan menimbulkan
perbedaan metode pengerjaannya, peralatan yang digunakan, keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki oleh pekerjaan yang harus dipenuhi.
Merancang suatu pekerjaan bertujuan agar para pekerja dapat mengerjakan
pekerjaannya secara efisien dan efektif. Dalam merancang pekerjaan, ada
beberapa pertanyaan yang harus dijawab antara lain bagaimana melaksanakan
pekerjaan, mengapa perlu dilaksanakan, kapan, dan oleh siapa pekerjaan itu
melaksanakannya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perancangan pekerjaan
membutuhkan metode, waktu yang tepat, dan orang yang sesuai untuk menghasilkan
barang atau jasa secara efektif dan efisien. Merancang pekerjaan yang tepat
diawali dari identifikasi sasaran (goal
identification) dan pentingnya merancang pekerjaan, menentukan pendekatan –
pendekatan, dan pertimbang – pertimbangan hukum.
Rancangan pekerjaan bertujuan untuk
mempermudah menjelaskan suatu pekerjaan. Rancangan pekerjaan yang baik akan
menghasilkan tugas – tugas yang diselesaikan secara efisien dan efektif. Tanpa
rancangan pekerjaan yang baik akan mengeluarkan biaya yang besar, disamping
sasaran tidak tercapai pada awalnya, tenaga profesional akan membutuhkan biaya
dan waktu yang besar untuk merancang suatu pekerjaan, tetapi akan menghasilkan
hasil pekerjaan yang baik untuk kegiatan selanjutnya.
Luthans
(2002) mengemukakan bahwa job design is
an increasingly important application technique in the study of organizational
behavior, especialy in light of various reason trends. Rancangan pekerjaan
berkenaan dengan mengatur pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab dalam unit kerja
yang produktif (Mathis dan Jackson, 2001 : 93). Secara teknis, rancangan
pekerjaan merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi secara jelas dan merupakan
tugas seorang manajer untuk mencari dan mencocokkannya dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki pekerjaannya. Pekerjaan yang dirancang dengan baik
akan memperoleh hasil kerja yang baik karena para pekerja umumnya dapat
mengenal pekerjaan dengan baik. Sebagai hasilnya akan terdapat tingkat
produktivitas yang tinggi, kepuasan kerja, serta perputaran karyawan dan abensi
yang rendah.
Hasil penelitian yang dilakukan F. W. Taylor dalam pendekatan manajemn ilmiah adalah pekerjaan dirancang dengan tujuan efisiensi, yaitu menggunakan waktu dan tugas untuk menentukan cara yang paling efisien dalam menghasilkan produk. Menurut pandangan ilmu manajemen pekerjaan sangat terspesialisasi dalam mencapai produktivitas yang tinggi. Teknik ini sering digunakan pada perusahaan yang bergerak pada bidang perakitan, misalnya perusahaan – perusahaan manufaktur yang berorientasi pada produksi.
Merancang pekerjaan pada prinsip – prinsip manajemen ilmiah mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah karyawan semakin terampil melaksanakan pekerjaannya, sehingga produktivitas karyawan dapat meningkat. Di sisi lain, pekerjaan yang sederhana dan berulang – ulang dapat menimbulkan kebosanan kerja, sehingga berdampak pada ketidakpuasan kerja (dissatisfaction), tingkat absensi, dan perputaran kerjan (employee turnover) yang tinggi. Prinsip – prinsip ilmu manajemen tidak berlaku bagi para pekerja profesionalisme yang membutuhkan pengetahuan khusus. Umumnya, prinsip – prinsip ilmu manajemen lebih tepat digunakan untuk karyawan produksi.
Merancang
suatu pekerjaan yang efektif merupakan suatu tugas yang sangat rumit. Kesulitan
akan diperoleh karena harus menyesuaikan dengan peralatan, karakteristik
personalia, dan waktu yang dibutuhkan. Hal lain lagi, pekerjaan yang sudah dirancang
perlu disesuaikan dengan lingkungan di mana pekerjaan itu diselesaikan. Manajer
sumber daya manusia memiliki tugas ini dengan penuh tanggung jawab untuk
kepentingan organisasi secara keseluruhan, dengan kemampuan, keterampilan, dan
pengetahuan yang dimilik pekerjanya. Merancang pekerjaan meliputi banyak faktor
yang memengaruhinya, antara lain 1) perubahan teknologi, 2) spesialisasi
pekerjaan, 3) tuntutan serikat pekerja, 4) kemampuan karyawan yang ada
sekarang, 5) tersedianya calon karyawan yang ada, 6) kesenjangan pengetahuan
dan kemapuan antar karyawan, dan 7) kebutuhan – kebutuhan psikologis dan sosial
dari pekerjaan.
Produksi
atas barang dan jasa selalu mengalami perubahan akibat mekanisme dan
otomatisasi. Perubahan teknologi selalu menjadi pemicu dilakukannya rancangan
pekerjaan yang baru. Kegiatan proses produksi semakin singkat, terdapat
beberapa tugas yang dihilangkan atau penambahan diakibatkan dari perubahan isi
suatu pekerjaan. Biasanya, perubahan teknologi akan mengurangi sejumlah tenaga
kerja karena memangkas sebagian rantai pekerjaan. Perubahan ini akan menuntut
perubahan spesifikasi pendidikan. Suatu pekerjaan akan membutuhkan tenaga kerja
yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang berbeda. Suatu
kebijakan yang dilakukan manajer adalah melakukan pengembangan karyawan yang
merekrut karyawan baru yang memiliki kualifikasi yang sesuai.
Spesialisasi
pekerjaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan para karyawan
dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Faktor ini membuat para karyawan menjadi
ahli dalam bidang pekerjaannya sehingga akan berakibat pada peningkatan
produktivitas. Spesialisasi pekerjaan akan menciptakan pengalaman yang dimiliki
seseorang atas pekerjaannya. Para karyawan yang berpengalaman memiliki
kiat-kiat untuk menghasilkan pekerjaan sesuai harapan, dan dapat menekan
penggunaan input sekecil mungkin. Seorang kasir di toko dapat dengan cepat
melakukan penghitungan uang, sehingga dapat melayani banyak pelanggan.
Berdasarkan keterampilan dan pengalaman yang dimiliki, bagian pemotongan pada
perusahaan sepatu dapat menghasilkan banyak pekerjaan pemotongan. Terlihat
bahwa semakin terspesialisasi pekerjaan akan meningkatkan hasil kerja yang
dicapai karyawan, hasilnya akan dapat meningkatkan produktivitas.
Serikat
pekerja akan berfungsi untuk menjaga martabat dan melindungi karyawan dalam
kenyamanan kerja. Perusahaan menghormati kesepakatan akan peraturan – peraturan
yang memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak baik pihak perusahaan maupun karyawan
itu sendiri. Suatu kemungkinan akan terjadi penundaan perubahan isi pekerjaan
walaupun terdapat perubahan teknologi. Sebagian manfaat ekonomi dan
organisasional yang hilang akan diganti melalui peningkatan hubungan dan kerja
sama industri yang diprakarsai serikat pekerja industri.
Suatu pertimbangan perlu dicermati para
manajer perusahaan atas kondisi karyawan baik di dalam perusahaan maupun pasar
tenaga kerja. Merancang pekerjaan dengan memerhatikan persyaratan – persyaratan
kerja yang ideal adalah suatu tindakan yang kurang tepat dilakukan oleh
praktisi sumber daya manusia bila kuantitas dan kualitas tenaga kerja tidak
mendukung. Mengubah isi pekerjaan dapat dilakukan dengan memerhatikan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki karyawan pada saat
sekarang.
Kerja
sama antar karyawan dalam perusahaan sangat penting untuk memperoleh keuangan
yang diinginkan. Kesenjangan atas pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
pada setiap karyawan akan memberikan hasil yang kurang memuaskan. Seorang
karyawan yang cekatan akan sulit ditiru oleh karyawan yang kurang pintar
sehingga sulit untuk dilakukan kerja sama yang baik. Sebagai akibatnya akan
memberikan hasil kerja yang kurang baik pula. Tidak dapat dipungkiri, semakin
besar perusahaan akan semakin beragam karakter karyawan di dalamnya baik dari
segi usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan keterampilan yang dimiliki. Untuk
memecahkan permasalahan seperti ini, para pemimpin organisasi harus dapat
mengatur keberagaman anggotanya.
Para
pengelola perusahaan perlu memerhatikan kebutuhan – kebutuhan psikologi dan
sosial karyawannya. Merancang pekerjaan berarti menuntut para karyawan untuk
melaksanakan tugas – tugas dan tanggung jawab sesuai persyaratan pekerjaan.
Dalam kondisi yang demikian, para karyawan akan bekerja secara terspesialisasi
untuk meningkatkan hasil pekerjaannya. Pada kenyataannya, kebanyakan perusahaan
akan memperoleh hasil yang memuaskan, namun pihak karyawan merasa kurang
memperoleh kesejahteraan karena kurang diperhatikan kebutuhan – kebutuhan
psikoligis dan sosial sebagai manusia. Tidak jarang para karyawan mengalami
kebosanan kerja dengan mengerjakan pekerjaan yang berulang – ulang, sehingga
berdamoak pada ketidakpuasan kerja. Akibat lain yang mungkin terjadi adalah
tingginya perputaran kerja dan tingkat absesnsi.
Secara
umum, sebagai akibat dari spesialisasi pekerjaan yang berlebihan akan
menimbulkan kebosanan kerja sehingga menyebabkan terjadinya ketidakpuasan kerja
yang dialami karyawan. Sebagai akibat dari tidakan itu akan terdapat perputaran
karyawan dan tingkat absesnsi tinggi. Para manajer perusahaan dapat mengatasi
tindakan tersebut melalui perputaran pekerjaan, perluasan pekerjaan, dan
pemerkayaan pekerjaan. Melalui tindakan seperti ini membuat pekerjaan
bervariasi, menarik bagi karyawan untuk dikerjakan.
Hackman dan Oldham mengemukan bahwa
mengemukan bahwa kelima dimensi yang menjadi karakteristik pekerjaan inti
yaitu:
A. Keanekaragaman
Keterampilan. Dimensi ini memperlihatkan sejauh mana suatu pekerjaan dapat
diselesaikan menuntut keberagaman keterampilan.
B. Identitas
Tugas. Dimensi ini memperlihatkan sejauh mana suatu pekerjaan yang mencakup
seluruh elemen tugas dapat diidentifikasi untuk dikerjakan dari awal sampai
akhir dengan hasil baik.
C. Keberartian
Tugas. Dimensi ini memperlihatkan sejauh mana suatu pekerjaan mempunyai
pengaruh besar terhadap pekerjaan lain.
D. Otonomi.
Dimensi ini memperlihatkan sejauh mana suatu pekerjaan nemberikan kebebasan
pekerjanya untuk menyelesaikannya baik baik dalam menentukan jadual dan proses
pekerjaannya.
E. Umpan
Balik. Dimensi ini untuk mengukur sejauhmana suatu pekerjaan memberikan
informasi baik atau buruk ke atas hasil pekerjaan individu dalam organisasi.
1.1
Komponen
– komponen Rancangan Pekerjaan
Perancangan
pekerjaan merupakan proses yang ditentukan dalam diciptakan oleh karakteristik
dan kualitas pekerjaan. Terdapat tiga komponen rancangan pekerjaan, yaitu:
A. Komponen
Organisasional. Komponen ini berkaitan dengan menghasilkan pekerjaan –
pekerjaan yang efisiensi dengan memotivasi para pekerja. Dalam komponen ini,
terdiri dari tiga pendekatan yaitu:
-
Pendekatan Mekanistik.
Pendekatan yang lebih menekankan pada pencapaian produktuvitas melalui
efisiensi pekerjaan.
-
Aliran Kerja.
Pendekatan ini merupakan suatu proses yang terdapat berbagai kegiatan untuk
menghasilkan produk.
-
Praktik – praktik
Pekerjaan. Berbagai metode dan teknik biasa dilakukan tenaga profesional untuk
melaksanakan tugasnya.
B. Komponen
Lingkungan
Faktor
lingkungan dalam rancangan pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para pekerja
potensial serta pengharapan – pengharapan sosial. ada dua komponen dalam
kompenen lingkungan, yaitu:
-
Kemampuan dan
Tersedianya Karyawan.
-
Pengharapan –
pengharapan Sosial.
C. Komponen
Perilaku
-
Otonomi. Berarti
melihat sejauh mana suatu pekerjaan mempunyai ketergantungan terhadap pekerjaan
lain.
-
Variasi. Berarti suatu
pekerjaan menuntut pekerjanya memiliki keterampilan yang berbeda.
-
Identitas Tugas.
Pekerjaan yang memiliki skor identitas akan dapat dengan mudah dikerjakan oleh
pekerjanya, seluruh elemen tugas dapat dengan jelas dipahami dari awal sampai
akhir.
-
Umpan Balik. Umpan
balik yang tinggi atas suatu pekerjaan akan dapat memperbaiki kinerja
karyawannya.
1.2 Pendekatan
Perancangan Pekerjaan
Ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan untuk merancang suatu pekerjaan, yaitu:
A. Pendekatan
Mekanistik. Pendekatan ini berkaitan dengan manajemen ilmiah, perancangan
pekerjaan lebih mengarah pada efisiensi secara teknis dan produktivitas.
B. Pendekatan
Faktor Manusia. Pendekatan ini dalam rancangan pekerjaan menitikberatkan pada
kegiatan manusia dalam kegiatan proses produksi.
C. Pendekatan
Motivasi. Pendekatan ini menitikberatkan pada hubungan manusia, di mana
pekerjaan dirancang untuk memotivasi pekerja dalam bekerja dan meningkatkan
kepuasan kerja.
-
Pendekatan Kontemporer
Individual. Pendekatan ini adalah strategi yang digunakan dalam perancangan
pekerjaan untuk tujuan memotivasi karyawan dalam bekerja.
-
Pendekatan Kontemporer
Tim. Pendekatan ini untuk merancang pekerjaan yang ditujukan pada kelompok –
kelompok dalam organisasi.
2.1 Pengertian Analisis
Pekerjaan
Analisis pekerjaan (job analysis)
adalah suatu konsep yang tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Organisasi
merupakan sekumpulan pekerjaan yang dikerjaan oleh orang-orang yang
bekerjasama, baik pada bidang yang sama maupun bidang yang berbeda, yang ada dalam
suatu wadah untuk mencapai tujuannya. Tugas manusia dalam organisasi adalah
mengatur pekerjaan secara efisien dan efektif.
Pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi
perlu dianalisis terlebih dahulu agar dapat dikerjakan secara efisien dan
efektif sehingga tercapai tujuan organisasi. Menganalisis pekerjaan dalam
organisasi dibutuhkan informasi-informasi tentang isi (content), dan
persyaratan (reqruitment) dari pekerjaan tersebut.
Analisis pekerjaan adalah proses
sistematis untuk mengenal karakteristik suatu pekerjaan. Berbagai informasi
dapat diperoleh melalui analisis pekerjaan mencakup tugas-tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang dituntut suatu pekerjaan. Dengan demikian, tujuan dan
analisis pekerjaan adalah memberikan uraian dan spesifikasi suatu pekerjaan
tertentu.
a. Uraian
pekerjaan
Uraian pekerjaan (job description)
merupakan salah satu informasi dari analisis pekerjaan yang menyangkut tentang
tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang dituntut oleh suatu pekerjaan. Uraian
pekerjaan sering juga disebut sebagai isi pekerjaan (job content), dalam
kenyataannya setiap pekerjaan memiliki isi yangberbeda-beda.
Secara umum, urutan dari deskripsi
pekerjaan membuat bagian yang mencakup:
1. Identifikasi
pekerjaan
2. Uraian
singkat tentang pekerjaan
3. Tugas-tugas
yang dilaksanakan
4. Tanggung
jawab pekerjaan
5. Wewenang
atas pekerjaan
6. Hubungan
dengan pekerjaan lain
7. Bahan
dan peralatan yang dibutuhkan
8. Konteks
pekerjaan
Identifikasi
pekerjaan berisi beberapa informasi seperti jenis pekerjaan, bagian, dan kode
pekerjaan. Jenis pekerjaan misalnya, misalnya manajer sumber daya manusia,
supervisor penjualan, dan bagian pemrosesan data.
Tugas-tugas yang dilaksanakan pada
suatu pekerjaan merupakan hal yang paling pokok pada uraian pekerjaan. Setiap
pekerjaan memiliki isi yang berbeda,
sehingga tanggung jawab yang dituntut setiap pekerjaan juga berbeda. Tanggung
jawab pekerjaan merupakan kewajiban-kewajiban yang dituntut setiap pekerjaan
atas pemangkunya.
Tanggung jawab pekerjaan dapat
dijelaskan ke dalam beberapa kalimat, misalnya membuat sasaran pemasaran atas
suatu produk untuk memastikan pembagian pasar,membuat perencanaan dan
mengembangkan program-program pemasaran, menentukan dan merekomendasikan
strategi harga, atau berkomunikasi dengan periklanan.
Perlu ditegaskan pula batas dan
wewenang pemangku suatu pekerjaan, baik pada pelaksanaan maupun dalam
pengambilan keputusan, agar mempermudah kegiatan koordinasi dengan bidang
pekerjaan lain.
pada bagian berikutnya akan
dijelaskan hubungan suatu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. Pada umumnya,
suatu pekerjaan tidak akan selesai dikerjakan pada satu bidang kegiatan saja,
tetapi akan dilanjutkan pada bagian lain.
Bagian lain pada uraian pekerjaan
adalah menentukan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Bagian ini bertujuan untuk dapat membantu setiap pemangku pekerjaan
membagi waktu dalam melaksanakan tugas-tugas pada suatu pekerjaan.
Konteks pekerjaan (job context)
berkaitan dengan kondisi fisik dari suatu jenis pekerjaan atau sifat-sifat dari
suatu pekerjaan tersebut. suatu pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan baik
bila lingkungan menerimanya. Sebagai contoh, pekerjaan yang dikerjakan pekerja
bangunan dapat dikerjakan diluar ruangan, sedangkan untuk pekerjaan editor film
dikerjakan didalam ruangan. Ada jenis pekerjaan lain yang menuntut pekerjaannya
untuk lama berdiri dan ada juga yang mengharuskan duduk. Contoh-contoh tersebut
menunjukkan bahwa suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik mengenal
karakteristiknya kemudian menyesuaikan lingkungan-lingkungan.
b. Spesifikasi
Pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan (job specification) disusun berdasarkan
uraian pekerjaan dengan menjawab pertanyaan tentang ciri, karakteristik,
pendidikan, pengalaman, dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan
pekerjaan tersebut dengan baik. Spesifikasi pekerjaan menunjukkan persyaratan
orang yang akan direkrut dan menjadi dasar untuk melaksanakan seleksi.
Pada umumnya spesifikasi pekerjaan memuat ringkasan
pekerjaan yang jelas dan kualitas devinitif yang dibutuhkan dari
pemangkujabatan itu. Spesifikasi pekerjaan memberikan uraian informasi mengenai
hal-hal berikut:
1. Tingkat pendidikan
pekerja.
2. Jenis kelamin
pekerja.
3. Keadaan fisik
pekerja.
4. Pengetahuan dan
kecakapan pekerja.
5. Batas umur pekerja.
6. Nikah atau belum.
7. Minat pekerja.
8. Emosi dan temperamen
pekerja.
9. Pengalaman pekerja.
Spesifikasi pekerjaan bagi setiap perusahaan tidak
sama karena spesifikasi ini pada dasarnya disusun dari uraian pekerjaan sedang
uraian pekerjaan perusahaan tidak sama, misalnya ada perusahaan yang
membutuhkan tinggi badan, pakai kaca mata atau tidak, serta cantik atau tidak.
2.2 Proses
analisis pekerjaan
Para analisis pekerjaan akan dapat melaksanakan
tugasnya untuk mnghasilkan analisis pekerjaan yang bermanfaat pada organisasi.
Keefektifan suatu analisis pekerjaan akan dapat membantu pelaksanaan
tugas-tugas manajer sumber daya manusia dan para manajer bidang lain dalam
organisasi.
a.
Merencanakan Analisis Pekerjaan
Sebagai langkah awal yang penting dilakukan dalam
analisis pekerjaan adalah perencanaan kegiatan ini dilakukan sebelum
pengumpulan informasi dari berbagai sumber.
b.
Mempersiapkan analisis pekerjaan
Tugas para analisis pekerjaan pada tahap ini adalah
menentukan jenis pekerjaan menurut tinjauan akan dilakukan pengidentifikasian
tugas-tugas dalam pekerjan untuk mengetahui karakter pekerjaan tersebut.
c.
Implementasi Analisis Pekerjaan
Tahap ini mengumpulkan dan menganalisis informasi.
Berbagai informasi dikumpulkan untuk keperluan analisis pekerjaan yang
menghasilkan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan.
d.
Membuat deskripsi dan spesifikasi pekerjaan
Setelah mengumpulkan dan menganilis informasi, tahap
selanjutnya para analis pekerjaan mempersiapkan konsep deskripsi dan
spesifikasi pekerjaan.
e.
Evaluasi pekerjaan
Pada tahap ini deskripsi dan spesifikasi pekerjaan
perlu dilakukan evaluasi, apakah efektif untuk dapat dilaksanakan selanjutnya.
2.3 Manfaat analisis pekerjaan
·
Perancangan pekerjaan, suatu perusahaan melakukan kegiatan perancangan
pekerjaan agar memperoleh hasil kerja yang efisien dan efektif.
·
Perencanaan Sumber Daya Manusia, Kegiatan ini merupakan tugas manajer sumber daya
manusia untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan. Manfaat
dari informasi pada analisis pekerjaan akan dapat memenuhi tuntutan suatu
pekerjaan.
·
Rekruitmen dan seleksi, Rekruitmen merupakan proses mencari tenaga kerja
untuk mengisi kekosongan pekerjaan yang ada dalam perusahaan.
·
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Umumnya setiap karyawan dalam perusahaan membutuhkan
pengembangan.
·
Penilaian Kinerja, Penilaian kinerja membutuhkan informasi tentang
seberapa baik kinerja setiap karyawan.
·
Perencanaan karir, Perencanaan karir merupakan pandangan ke depan atas
apa yang di cita-citakan individu dengan
peluang-peluang yang mungkin tersedian pada organisasi.
·
Pemberian Kompensasi, kompensasi merupakan suatu kewajiban bagi pemberi
pekerjaan unruk memberi penghargaan atas jasa yang disumbangkan kayawan dari
pekerjaannya.
·
Valuasi pekerjaan, Evaluasi pekerjaan
berarti menilai sejauh individu melaksanakan aktivitas yang merupakan
tanggung jawabnya.
Aktivitas
|
Jenis
Informasi
|
Berorientasi
pada Pekerjaan
|
1.
Proses Pekerjaan
2.
Catatan-catatan atas tugas-tugas
3.
Prosedur yang digunakan
4.
Tanggung jawab pekerjaan
5.
Lamanya suatu perkerjaan untuk diselesaikan
|
Berorientasi
pada Karyawan
|
1.
perilaku manusia dalam organisasi
2.
pergerakan tubuh
3.
kekuatan tenaga karyawan
|
Mesin
dan Peralatan yang digunakan
|
1.
Jenis peralatan yang digunakan
2.
Fungsi mesin dan peralatan yang digunakan
3.
Kepentingan mesin dan peralatan yang digunakan
4.
Kemampuan mesin dan peralatan yang digunakan
|
Bahan
dan Pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan
|
1.
pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan
2.
keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan
3.
kemampuan yang berkaitan dengan pekerjaan
4.
Produk yang dibuat
|
Hasil
Pekerjaan
|
1.
Tingkah kesalahan
2.
Standar Pekerjaan, seperti kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu dalam
menyelesaikannya
3.
penggunaan bahan, peralatan, tenaga kerja, dan biaya
|
Konteks
Pekerjaan
|
1.
jadwal Pekerjaan
2.
Kompensasi
3.
Kondisi Pekerjaan
|
Persyaratan
Pekerjaan
|
1.
Kepribadian
2.
Pendidikan
3.
Pengalaman Kerja
|
2.4 Teknik-teknik Pengumpulan Informasi Analisis Pekerjaan
1.
Observasi
2.
Wawancara
3.
Kuisioner
4.
Catatan karyawan
5.
Kombinasi
1. Observasi : Secara
jelas. Metode ini membutuhkan peralatan seperti alat-alat tulis, kamera, tape
recorder, dan peralatan lain yang dapat membantu pengamat untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan.
2. Wawancara
Memahami
suatu pekerjaan dapat juga dilakukan melalui wawancara dengan pemangku
pekerjaan dan supervisor. Wawancara merupakan suatu metode yang biasa dilakukan
para analis pekerjaan untuk memperoleh informasi secara langsung dari
responden. Para manajer menggunakan tiga jenis wawancara : 1) wawancara individual
dilakukan kepada setiap karyawan, 2) wawancara kelompok dilakukan kepada
kelompok karyawan dengan pekerjaan yang sama, dan 3) wawancara satu atau lebih
supervisor yang mengetahui pekerjaan tersebut.
3. Kuesioner
Metode kuesioner merupakan cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan informasi melalui sejumlah daftar pertanyaan
tentang suatu pekerjaan kepada para karyawan. Kuesioner biasanya dapat
dilakukan secara tertutup berarti memberikan pilihan jawaban ata pertanyaan
yang diajukan para analisis.
4. Catatan
Karyawan
Suatu cara lain, informasi pekerjaan
dikumpulkan dengan meminta kepada para karyawan untuk menguraikan tugas-tugas
yang mereka lakukan sehari-hari dalam sebuah buku harian atau log. Menggunakan
metode ini, informasi dapat diperoleh secara spontan sehingga kecil kemungkinan
karyawan memberikan informasi yang tidak benar. Para karyawan baru dalam
mengerjakan pekerjaanya setiap hari, tentu saja melakukan pencatatan atas
deskripsi pekerjaanya untuk dapat dilakukan dengan hasil yang lebih baik dikemudian
hari.
5. Kombinasi
Jarang sekali para analis pekerjaan
hanya menggunakan satu metode saja sebagai sumber untuk menganalisis pekerjaan.
Biasanya digunakan beberapa metode yang relevan dan saling melengkapi untuk
mencapai kesempurnaan dalam menganalisis pekerjaan. Untuk menganalisis
pekerjaan tatausaha dan administrasi misalnya, para analisis mungkin
menggunakan metode kuesioner, wawancara, dan observasi.
3.5 Metode Analisis Pekerjaan
Berbagai metode yang dapat digunakan
untuk menganalisis pekerjaan, tetapi tidak ada yang dapat dikatakan sebagai
suatu metode yang lebih tepat diantara metode yang lain. Pada bagian ini, akan
diperkenalkan tiga metode analisis pekerjaan, antara lain : 1) metode analisis
pekerjaan fungsional, 2) kuesionar analisis posisi, dan 3) kuesioner uraian
jabatan manajemen. ,meskipun masih ada beberapa metode sebagai pilihan yang
mungkin dapat digunakan paraa analisis pekerjaan dalam menganalisis pekerjaan,
namun ketiga metode yang akan dibahas paling sering digunakan.
1.
Analisis Jabatan Fungsional
Analisis
jabatan fungsional telah dikembangkan oleh depatemen tenaga kerja AS untuk
meningkatkan penempatan dan penyuluhan kerja bagi setiap orang yang mendaftar
di kantor-kantor ketenagakerjaan pada daerah setempat.
Data
|
Manusia
|
Benda/Barang
|
0 = Mensintesis
|
0 = Mentor
|
0 = Menyiapkan
|
1 = Mengoordinasi
|
1 = Negosiasi
|
1 = Kerja Presisi
|
2 = Menganalisa
|
2 = Instruksi
|
2 = Mengoperasikan
|
3 = Menyusun
|
3 = Mengawasi
|
3 = Mengendalikan
|
4 = Menghitung
|
4 = Mengalihkan
|
4 = Manipulasi
|
5 = Menyalin
|
5 = Persuasi
|
5 = Merawat
|
6 = Membanding
|
6 = Isyarat
|
6 = Feeding, Offbearing
|
7 = Melayani
|
7 = Menangani
|
|
8 = Menginstuksi
|
Dalam penjelasan
ini, FJA memberikan penjabaran tentang pekerjaan yang dapat dijadikan sebagai
dasar pada setiap bagian yang telah dijelaskan diatas. Selain itu, FJA dapat
pula menjelaskan kegiatan, metode, mesin dan peralatan yang digunakan untuk
pekerjaan. Sebagai hasil dari pekerjaan, FJA dapat dijadikan sebagai dasar
untuk menilai kinerja, pleh karena itu FJA cocok digunakan untuk deskripsi
pekerjaan.
2. Kuesioner
Analisis Posisi
Kuesioner analisis posisi adalah kuesioner
analisis pekerjaan terstruktur yang menggunakan daftar periksa untuk
mengidentifikasi unsur-unsur setiaap pekerjaan.
Butir-butir yang terdapat pada PAQ
memerhatikan faktor manusia ke berbagai aspek pekerjaan, sebagai berikut :
·
Sources of information
: dimensi ini berkaitan dengan dari mana seorang pekerja mendapatkan informasi
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.
·
Information processing
and decision making critical to job performance : dimensi ini berkaitan dengan
berbagai proses mental pekerja.
·
Physical activity dan
dexterity required of the job : berbagai aktivitas fisik dan peralatan yang
dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan.
·
Interpersonal
relationship required of the job. Dimensi ini memperlihatkan pentingnya
hubungan dengan orang lain untuk mengerjakan pekerjaan.
·
Job context :
dibutuhkannya konteks fisik dan sosial pada lingkungan mana pekerjaan suatu
pekerjaan.
·
Other Characteristics
required of the job : Berbagai kegiatan, peristiwa dan karakteristik lain yang
penting diketahui dan diperhatikan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Metode PAQ dapat digunakan untuk
semua jenis pekerjaan, termasuk pekerjaan manajerial. Berbeda dengan pekerjaan
non manajer, pekerjaan manajer sulit untuk ditetapkan secara pasti karena
kegiatannya bervariasi setiap waktu.
3. Kuesioner
Uraian Jabatan Manajemen
Suatu metode yang dapat digunakan untuk
menganalisis jabatan manajerial adalah kuesioner uraian jabatan manajemen.
Melalui metode ini terdapat 13 komponen penting yang berkaitan dengan pekerjaan
manajer, antara lain :
·
Perencanaan pada bidang
produk, pasar, dan keuangan
·
Koordinasi pada
bagian-bagian yang ada dalam organisasi
·
Pengawasan bisnis
internal
·
Tanggung jawab atas
produk yang dihasilkan
·
hubungan dengan
masyarakat, termasuk pelanggan
·
Konsultasi lanjutan.
·
Keleluasaan dalam
berundak
·
Komitmen pada bidang
keuangan
·
Pelayanan pada staf
·
Pengawasan
·
Kompleksitas dan stres
·
Tanggung jawab keuangan
pada tingkat lanjut
·
Tanggung jawab atas
sumber daya manusia yang luas.
Metode ini diciptakan untuk
menganalisis pekerjaan manajerial yang berkaitan dengan tindakan perilaku dalam
pekerjaan.
3.6 Hasil Analisis Pekerjaan
Informasi yang diperoleh dari suatu pekerjaan tertentu baik
mengenai isi, maupun persyaratan dari suatu pekerjaan tertentu tersebut akan
menghasilkan rancangan pekerjaan. Rancangan pekerjaan dapat dispesialisasikan ke
dalam tiga karakteristik pekerjaan, antara lain rentang, kedalaman dan hubungan
pekerjaan. Gambar 4.4 merupakan model konseptual desain pekerjaan yang
memperlihatkan hubungan dengan faktor-faktor lain sebagai konsekuensinya.
1. Rentang
Pekerjaan
Dapat diketahui bahwa suatu pekerjaan terdapat
beberapa tugas yang merupakan karakter dari pekerjaan tersebut. Pekerjaan tidak
sama karena memiliki rentang yang berbeda. Rentang pekerjaan menunjukkan
sejumlah tugas-tugas yang terdapat pada suatu pekerjaan harus diselesaikan oleh
pemangkunya.
Individu yang melaksanakan sepuluh tugas
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan memiliki rentang yang lebih tinggi
dibandingkan dengan seseorang yang hanya menyelesaikan lima tugas.
2. Kedalaman
Pekerjaan
Berbeda dengan karakteristik pekerjaan
yang telah dijelaskan tentang rentang pekerjaan, kedalaman pekerjaan
menunjukkan keleluasaan individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Suatu
pekerjaan memiliki karakter yang berbeda bila dilihat dari ketergantungan suatu
pekerjaan terhadap pekerjaan lainnya. Kedalaman pekerjaan menggambarkan sejauh
mana kebebasan individu untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.
Suatu pekerjaan bila dibandingkan dengan
pekerjaan lain memiliki rentang dan kedalaman pekerjaan yang berbeda pada suatu
organisasi yang sama atau pada organisasi yang berbeda.
3. Hubungan
Pekerjaan
Dalam organisasi besar terdapat banyak
macam pekerjaan yang sebetulnya memiliki hubungan antara satu dengan yang
laiinnya. Manajer membuat pengelompokkan atas pekerjaan yang memiliki karakter
sama dan menentukan rentang kendali. Kelompok pekerjaan dibentuk menjadi
tanggung jawab seorang manajer untuk melakukan koordinasi dalam mencapai tujuan
perusahaan. Keputusan seorang manajer juga menentukan tanggung jawab dan
wewenang atas suatu pekerjaan. Tindakan ini akan dapat menentukan sifat dan
luas hubungan pekerjaan baik secara individu maupun kelompok dalam organisasi.
Suatu pertimbangan yang sangat penting
dipikirkan oleh manajer untuk menentukan rentang kendali (span of control)
suatu pekerjaan. Kesalahan dalam menentukan jumlah pekerja yang dipimpin oleh
seorang supervisor akan menimbulkan tidak efektifnya pengelolaan kelompok
tersebut.
Daftar Pustaka
1. Manajemen Sumber Daya Manusia ( Prof.Dr.Wilson Bangun,SE.,MSi.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar