A. Pengertian Penilaian
Prestasi Kerja
Penilaian prestasi adalah proses formal untuk melakukan peninjauan ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodik. Proses penilaian prestasi kerja ditujukan untuk memahami prestasi kerja seseorang. Proses penilaian prestasi terdiri dari identifikasi, observasi, pengukuran, dan pengembangan hasil kerja karyawan dalam sebah organisasi.
Penilaian prestasi adalah proses formal untuk melakukan peninjauan ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodik. Proses penilaian prestasi kerja ditujukan untuk memahami prestasi kerja seseorang. Proses penilaian prestasi terdiri dari identifikasi, observasi, pengukuran, dan pengembangan hasil kerja karyawan dalam sebah organisasi.
B. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian
prestasi kerja dilakukan untuk memperoleh informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajer sumber daya
manusia.Namun ada beberapa hal yang meyebabkan pimpinan tidak melakukan
penilaian prestasi kerja.
C. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Aspek yang berpengaruh pada
penetapan saat penilaian adalah :
• Lama
siklus dan tanggal penilaian
• Tujuan
penilaian
D. Tanggung-jawab Penilaian
Menurut
Mondy & Noe(2005) dalam kebanyakan organisasi, departemen sumber daya
manusia bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan desain dan pelaksanaan
program penilaian kinerja. Orang yang mungkin ditunjuk adalah:
1.
Atasan langsung.
Atasan langsung bertanggung-jawab untuk menilai
kinerja karena dialah yang setiap saat dapat mengamati para karyawan.
2.
Bawahan
Bawahan berada dalam posisi yang tepat untuk menilai
efektivitas manajerial. Pendukung pendekatan ini percaya bahwa atasan
sangat menyadari kebutuhan kelompok kerja dan dapat membuat pekerjaan lebih
baik. Sebaliknya, kritikus khawatir bahwa bawahan takut akan pembalasan.
3.
Peers
Kekuatan utama untuk menilai kinerja adalah rekan
kerja, yang memiliki kinerja dan pandangan yang khas, terutama dalam
tugas-tugas tim.
4.
Evaluasi diri
Jika karyawan memahami tujuan dan kriteria untuk
evaluasi, mereka memiliki posisi yang baik untuk menilai kinerja mereka
sendiri.
5.
Pelanggan
Organisasi menggunakan pendekatan ini karena hal ini
menunjukkan komitmen terhadap pelanggan, karena karyawan adalah pemegang
tanggung-jawab.
E. Obyek dan
Macam-macam Metode Penilaian
Ø
Obyek penilaian prestasi kerja
a)
Hasil kerja individu
Jika
mengutamakan hasil akhir, maka pihak manajemen melakukan penilaian prestasi
kerja dengan obyek hasil kerja individu. Biasanya berlaku pada bagian produksi
dengan indikator penilaian output yang dihasilkan, sisa dan biaya per-unit
yang dikeluarkan.
b)
Perilaku
Untuk tugas
yang bersifat instrinsik, misalnya sekretaris atau manajer, maka
penilaian prestasi kerja ditekankan pada penilaian terhadap perilaku, seperti
ketepatan waktu memberikan laporan, kesesuaian gaya kepemimpinan, efisiensi dan
efektivitas pengambilan keputusan, tingkat absensi.
c)
Sifat
Merupakan
obyek penilaian yang dianggap paling lemah dari kriteria penilaian prestasi
kerja, karena sulit diukur atau tidak dapat dihubungkan dengan hasil tugas yang
positif, seperti sikap yang baik, rasa percaya diri, dapat diandalkan, mampu
bekerja sama.
F. Metode
Penilaian Prestasi Kerja
a) Rating Scales (Skala
Rating)
Metode ini cocok digunakan jika hasilnya digunakan untuk keperluan seleksi,
promosi, pelatihan, dan pengkajian berdasarkan hasil prestasi.Dengan
menggunakan metode ini hasil penilaian kinerja karyawan dicatat dalam suatu
skala. Skala dibagi dalam tujuh atau lima kategori dan karena konsep yang akan
dinilai bersifat kualitatif, maka kategori yang digunakan bersifat kualitatif,
yaitu dari sangat memuaskan sampai sangat tidak memuaskan.
Factor yang diniliai dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu yang
berkaitan dengan pekerjaan dan yang berkaitan dengan karakteristik
pekerja.Factor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan terdiri atas kuantitas
pekerjaan, apakah standar kualitas yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Sedangkan yang berkaitan dengan karakteristik pekerja mencakup kemampuan untuk
bertanggungjawab, inisiatif, kemampuan beradaptasi, dan kerja sama.
b) Critical Incidents
(Insiden-insiden Kritis)
Penilai melakukan penilaian pada saat saat kritis saja, yaitu waktu dimana
perilaku karyawan dapat membuat bagiannya sangat berhasil atau bahkan
sebaliknya. Metode ini harus digabungkan dengan metode yang lain.
c) Essay
Penilai menulis cerita ringkas yang menggambarkan prestasi kerja
karyawan.Penilaian ini sangat mengandalkan kemampuan menulis penilai.
d) Work Standards
(standar kerja)
Membandingkan kinerja karyawan dengan standart yang telah ditetapkan
terlebih dahulu.
e) Ranking
Penilai menempatkan semua karyawan yang dinilai ke dalam urutan ranking.
Kesulitan dihadapi apabila terdapat dua orang atau lebih yang memiliki prestasi
yang hamper tidak dapat dibedakan.
f) Forced
Distribution
Dalam metode ini diasumsikan bahwa karyawan dapat dikelompokkan ke dalam
lima kategori yaitu dari kategori yang paling baik, baik, cukupan, buruk,
sangat buruk.
g) Forced-choice and
Weighted Checklist Performance Report
Laporan ini memerlukan penilai untuk memilih karyawan mana yang dapat
mewakili kelompoknya.Factor yang dinilai adalah prestasi karyawan.
h) Behaviorally Anchored
Scales
Penilaian berdasarkan catatan penilai yang menggambarkan perilaku karyawan
yang sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja.
i) Metode
Pendekatan Management By Objektif (MBO)
Setiap karyawan dan penyelia secara bersama-sama menentukan sasaran
organisasi, tujuan individu dan saran-saran untuk meningkatkan produktivitas
organisasi
G. Daftar Penilaian
Unsur-unsur Pelaksanaan Dalam
Penilaian Prestasi Kerja
• Kuantitas dan kualitas kerja
• Kerja sama
• Kepribadian
• Kepandaian yang beraneka ragam
• Kepemimpinan
• Keselamatan
• Pengetahuan pekerjaan
• Kehadiran
• Kesetiaan
• Ketangguhan
• Inisiatif
• Sikap
H.
Masalah-masalah
dalam Penilaian Kinerja
Menurut Mondy
& Noe(2005) masalah yang berkaitan dengan penilaian kinerja adalah:
1.
Kurangnya objektivitas
Salah satu kelemahan metode penilain kinerja tradisional adalah kurangnya
objektivitas. Dalam metode rating scale, misalnya, faktor-faktor yang
lazim digunakan seperti sikap, loyalitas dan kepribadian adalah faktor-faktor
yang sulit diukur. Penggunaan faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan (job
related factors) dapat meningkatkan objektivitas.
2.
Bias “Hallo error”
Bias “Hallo error” terjadi bila penilai mempersepsikan satu faktor sebagai
kriteria yang paling penting dan memberikan penilaian umum baik atau buruk
berdasarkan faktor tunggal ini.
3.
Terlalu “longggar” / terlalu “ketat”
Penilai terlalu “longggar” (leniency) kecenderungan memberi nilai
tinggi kepada yang tidak berhak, penilai memberi nilai lebih tinggi dari
seharusnya. Penilai terlalu “ketat” (strictness) terlalu kritis atas
kinerja seorang pekerja (terlalu “ketat” dalam memberikan nilai). Penilaian
yang terlalu ketat biasanya terjadi bila manajer tidak mempunyai definisi atau
batasan yang akurat tentang berbagai faktor penilaian.
4.
Kecenderungan memberikan nilai tengah
Kecenderungan memberi nilai tengah (Central tendency), terjadi bila
pekerja di beri nilai rata-rata secara tidak tepat atau di tengah-tengah skala
penilaian, Biasanya, penilai memberi nilai tengah karena ingin menghindari
kontroversi atau kritik.
5.
Bias perilaku terbaru
Bias perilaku terbaru (recent behavior bias) , perilaku atau kinerja
yang paling akhir akan lebih mudah diingat daripada perilaku yang telah lama.
Penilai cenderung lebih banyak menilai kinerja yang tampak menjelang atau pada
saat proses penilaian dilakukan. Seharusnya penilaian kinerja mencakup periode
waktu tertentu.
6.
Bias pribadi(stereotype)
Penyelia yang melakukan penilaian bisa saja memiliki bias yang berkaitan
dengan karakteristik pribadi pekerja seperti suku, agama, gender atau usia.
Meskipun ada peraturan atau undang-undang yang melindugi pekerja, diskriminasi
tetap menjadi masalah dalam penilain kinerja.
I.
Tips Tips
Dalam Melaksanakan Penilaian Prestasi
1.
System penilaian prestasi sesuai dengan kebutuhan organisasi
2.
Factor factor yang dinilai objektif dan konkrit
3.
Penilaiannya bebas dari bias
4.
Prosedur dan administrasinya seragam
5.
Sistemnya mudah digunakan
6.
Hasil penilaian digunakan dalam pengambilan keputusan
7.
Sistemnya memungkinkan dilakukannya proses peninjauan ulang
8.
Yang menggunakan dapat menggunakannya sebagai input
9.
Dapat dilaksanakan dengan ekonomis
10.
Hasil penilaianny a didokumentasikan
11.
Penilai terlatih dan berkualitas
12.
Sistemnya mencakup monitoring dan evaluasi
13.
Manajer puncak dengan jelas memberikan dukungannya terhadap system
Daftar Pustaka
- Sulistiyani, Ambar Teguh. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia:Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmi
- Hani, Handoko. 2014. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar