Pengangguran atau tuna
karya adalah istilah untuk angkatan kerja
yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, sedang menunggu proyek
pekerjaan selanjutnya, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang
ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran menurut Sukirno (1994) dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Berdasarkan penyebab terdiri dari :
a) Pangangguran normal
atau friksional
Apabila dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi itu sudah dipandang sebagai mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, pengangguran adalah rendah dan pekerjaan mudah diperoleh. Sebaliknya pengusaha susah memperoleh pekerja, Akibatnya pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal ini akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaanya yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur. Mereka inilah yang digolongkan sebagai pengangguran normal. Contoh : seorang pekerja di pabrik plastic yang ingin pindah pekerjaan di pabrik textile dengan harapan bisa mendapatkan yang lebih baik.
Apabila dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi itu sudah dipandang sebagai mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, pengangguran adalah rendah dan pekerjaan mudah diperoleh. Sebaliknya pengusaha susah memperoleh pekerja, Akibatnya pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal ini akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaanya yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur. Mereka inilah yang digolongkan sebagai pengangguran normal. Contoh : seorang pekerja di pabrik plastic yang ingin pindah pekerjaan di pabrik textile dengan harapan bisa mendapatkan yang lebih baik.
b) Pengangguran siklikal
Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha menaikkan produksi. Lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat menurun dengan banyaknya. Misalnya, di negara-negara produsen bahan mentah pertanian, penurunan ini mungkin disebabkan kemerosotan harga-harga komoditas. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaanperusahaan lain yang berhubungan, yang juga akan mengalami kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaanya, sehingga pengangguran akan bertambah. Pengangguran dengan wujud tersebut dinamakan pengangguran siklikal.
Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha menaikkan produksi. Lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat menurun dengan banyaknya. Misalnya, di negara-negara produsen bahan mentah pertanian, penurunan ini mungkin disebabkan kemerosotan harga-harga komoditas. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaanperusahaan lain yang berhubungan, yang juga akan mengalami kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaanya, sehingga pengangguran akan bertambah. Pengangguran dengan wujud tersebut dinamakan pengangguran siklikal.
Contoh:
turunnya permintaan barang elektronik berupa radio menyebabkan pengangguran
missal terhadap tenaga kerja diperusahaan radio.
c) Pengangguran
struktural
Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut: wujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari negaranegara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai pengangguran struktural. Dinamakan demikian karena disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi.
Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut: wujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari negaranegara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai pengangguran struktural. Dinamakan demikian karena disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi.
Contoh
: Negara Indonesia yang basisnya agraris berganti ke industri maka akan
mengakibatkan masyarakat yang tidak punya keahlian akan tersisih dari
pekerjaan.
d) Pengangguran teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Racun lalang dan rumput, misalnya, telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian lain. Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang, memotong rumput , membersihkan kawasan, dan memungut hasil. Sedangkan di pabrik-pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi. Contoh : pengolahan tanah sawah yang menggunakan traktor menggeser tenaga manusia yang masih menggunakan bajak.
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Racun lalang dan rumput, misalnya, telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian lain. Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang, memotong rumput , membersihkan kawasan, dan memungut hasil. Sedangkan di pabrik-pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi. Contoh : pengolahan tanah sawah yang menggunakan traktor menggeser tenaga manusia yang masih menggunakan bajak.
2. Berdasarkan Cirinya Terdiri sebagai berikut :
a) Pengangguran
Terbuka
Pengangguran
terbuka adalah angkatan kerja yang sama sekali tidak mempunyai pekerjaan.
Pengangguran ini terjadi karena angkatan kerja tersebut belum mendapat
pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal atau dikarenakan faktor malas
mencari pekerjaan atau malas bekerja.
Contoh
: lulusan pengangguran tinggi baru mencari
pekerjaan yang cocok setelah lulus dan tidak mengambil pekerjaan apapun acak
sampai dia menemukan sesuatu yang lebih cocok
b) Pengangguran
Terselubung
Pengangguran
terselubung adalah pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga
kerja untuk satu jenis pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja
tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi.
Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak
sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
Contoh:
Dalam suatu perusahaan terdapat 10 tenaga marketing untuk menangani pekerjaan
yang ada, padahal semua pekerjaanan dapat diselesaikan dengan baik hanya dengan
6 orang tenaga marketing. Akibatnya karyawan-karyawan tersebut bekerja tidak
optimal dan bagi perusahaan itu merupakan suatu pemborosan.
c) Pengangguran
Bermusim
Pengangguran
Bermusim adalah Pengangguran yang tidak berlaku sepanjang waktu tetapi hanya
terjadi ketika kegiatan ekonomi yang dijalankan sedang dalam keadaan tidak
sibuk atau sedang tidak menjalankan sembarang kegiatan.
Contoh
: Pada musim
hujan penyadapkaret dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa
menganggur. Pada musim kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan
tanahnya. Disamping itu pada umummya para pesawah tidak begitu aktif antara
waktu sesudah menanam dan sesudah menuai. apabila dalam masa di atas para
penyebab karet, nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka
terpaksa menganggur.
d) Setengah
Menganggur
Setengah
menganggur adalah pengangguran yang terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu.
Contoh
: Seorang buruh konstruksi/bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu
proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar